Resensi
Buku “ Life of Pi ”
Judul Buku :
Life of Pi
Pengarang :
Yann Martel
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Tahun Terbit :
2014
Cetakan :
Kesembilan
Jumlah Halaman : 448
halaman
Dimensi :
20 x 13,5 x 3,3 cm
ISBN : 9789792289008
Life of Pi
adalah novel petualangan fantsi tentang seorang pemuda bernama Piscine Molitor
“Pi” yang selamat dari kecelakaan kapal dan selama beberapa bulan di sekoci
dengan seekor harimau Bengal yang besar bernama Richard Parker. Novel ini
pertama kali di terbitkan pada bulan September 2001. Novel ini meraih beberapa penghargaan seperti
Bronze Prize tahun 2003 di Afrika Selatan dan Asian Pacific American Award for
Literature untuk Fiiksi Dewasa Terbaik tahun 2001 – 2003 .
Awal novel
ini menceritakan masa kecil dan remaja Pi. Keluarganya memiliki dan mengelola
kebun binatang di kampung halaman mereka di India, dan ayahnya sangat ingin
mengetahui sifat hewan, yaitu bahwa mereka tidak seharusnya diperlakukan
seperti atau dianggap sebagai manusia. Di awal kehidupan Pi, ayahnya menyadari
bahwa ketidak pedulian putranya tentang harimau dalam perawatan mereka dapat
membahayakan Pi. Untuk menggambarkan betapa benar dan nyata ancamannya, ia
memaksa anak-anak untuk menyaksikan harimau membunuh dan memakan seekor
kambing.
Pi
mengalami kebangkitan agama yang di masa ia menju remaja, akhirnya ia mengikuti
berbagai agama: Hindu, Katolik, dan akhirnya Islam. Meskipun para pemimpin
agama tidak menerima agama-agama majemuk Pi, keluarganya perlahan-lahan
melakukannya, dan ia tetap menjadi pengikut yang taat dari semua jalan agamanya
selama hidupnya.
Ketika Pi
masih remaja, keluarganya memutuskan untuk menjual hewan-hewan itu dan
berimigrasi ke Kanada dengan kapal kargo bernama Tsimtsum. Badai dahsyat
terjadi selama perjalanan, dan ketika Pi, bersemangat melihat badai, pergi ke
geladak kapal, ia dilempar ke laut dan ke dalam sekoci oleh kru. Keesokan
paginya, dia menemukan dirinya ditemani seekor zebra yang terluka parah, seekor
hyena yang ganas, dan orangutan yang sangat tua bernama Orange Juice.
Bersembunyi dari pandangan, di bawah kanvas sekoci, adalah harimau Richard
Parker. Hyena melukai dan memakan zebra, lalu mengejar Orange Juice. Orangutan
melakukan perkelahian yang sengit, tetapi hyena akhirnya membunuhnya. Richard
Parker akhirnya membuat dirinya dikenal dengan membunuh dan memakan hyena.
Sekarang hanya Pi dan Richard Parker yang bertahan hidup di sekoci.
Bagaimana
Pi dan Richard Parker bertahan di Samudra Pasifik menjadi salah satu topik
dalam novel ini. Pi menyadari bahwa dia harus selamat di dalam sekoci dan Richard Parker hampir pasti akan
memakannya. Dia dengan cepat melihat bahwa kehausan akan membunuhnya lebih
cepat daripada kelaparan atau harimau, jadi dia mulai mencari cara untuk
mendapatkan air. Dia menemukan persediaan yang disimpan di sekoci, termasuk
biskuit, air, pemurni air, peluit, dan buku pegangan untuk bertahan hidup di
laut. Dengan alat bertahan hidup di tangan, Pi membangun perahu air yang kedua
— rakit yang terbuat dari dayung dan jaket pelampung — dan menempelkannya ke
kapal.
Kelebihan
dari novel ini adalah menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Penyajian cerita
yang menarik dengan memberikan kejutan – kejutan. Beberapa alur dapat
memunculkan rasa penasaran pembaca. Selain itu terdapat part yang disajikan
mampu membuat pembaca menjadi emosional.
Sedangkan
untuk kekurang pada novel ini kurang diberi sentuhan ilustrasi sehingga pada
beberapa bagian yang membawa kita berimajinasi beberapa tidak dapat tersampaikan
dengan baik. Untuk segi fisik seperti daya tahan bukun mudah rusak karena
rekatan lem antar kertasnya tidak terlau kuat.
Referensi novel
ini sangat menghibur serta membawa kita belajar tentang perjalan spiritual
sehingga cocok dapat menambah koleksi novel kita. Namun, sebaiknya novel ini
baca untuk usia 13 tahun ke atas atau dimana telah dapat memisahkan hal yang
fiksi dan nyata terutama tentang beragama.
Penulis : Nadhira Zulfa Sukarno
Kelas / absen : XIIA6 / 07
PELAJAR SMA AL HIKMAH SURABAYA
Penulis : Nadhira Zulfa Sukarno
Kelas / absen : XIIA6 / 07
PELAJAR SMA AL HIKMAH SURABAYA
Comments
Post a Comment